Membaca Jutaan Buku Digital dari Seluruh Dunia? Bisa!

9 komentar



Bagaimana rasanya memiliki seluruh buku dalam genggaman? Woaa... syurga di dunia! Berasa seperti bepergian ke seluruh pelosok bumi dan mempelajarinya. Tapi, saat ini, saya hanya baru bisa membaca jutaan buku dari hampir seluruh dunia, yang telah dimasukkan ke dalam dunia digital. Alhamdulillah. Saya sangat terbantu sekali dalam mencari literatur yang saya butuhkan sebagai peneliti sejarah awam yang masih pemula. Yuhui... bisa dikatakan, itu salah satu profesi saya setelah mengikuti pelatihan kompetensi kesejarahan untuk peserta non kesejarahan.













Sebelumnya, saya mau membagi sedikit kebahagiaan, ah...





Ih! Lebay banget!





Bunsay Level 12!





Yeay…. Bahagianya…. Itu artinya, selangkah lagi menuju akhir dari perkuliahan selama 1 tahun pertama di Institut Ibu Profesional. Materi kali ini adalah KELUARGA MULTIMEDIA. Dan yang lebih istimewa adalah, pada materi ke dua belas ini, saya tak lagi, saya bisa praktik untuk diri sendiri.





Seberapa penting bercerita tentang diri sendiri dibandingkan anak-anak?





Ah, berbahagialah para ibu dan ayah yang memiliki anak yang nyaman dikisahkan di dunia digital. Kedua putra saya marah, jika kisah mereka dibaca orang lain. Mereka ingin tetap berada di zona privasi mereka. Jangankan dikisahkan, untuk foto kenangan keluarga pun, saya harus membujuk dan meminta dengan sangat. Kecenderungan ini sebenarnya agak mirip dengan saya di zaman dahulu. Hanya mirip saja, tidak sama. Saya takut difoto. Takut hasilnya jelek. Tak tahu artinya foto pribadi. Ya… semacam itulah. Dan ketika anak-anak tak mau difoto, saya hanya bisa mengelus dada.





Nah, Tantangan 10 hari untuk Keluarga Digital kali ini adalah mencari aplikasi belajar dan mereviewnya. Ada banyak aplikasi yang saya gunakan untuk belajar atau mempermudah hidup saya. Meski telah berusia cukup untuk dipanggil Bunda oleh anak-anak muda, tapi saya tak gaptek-gaptek amat, dan sangat menikmati manfaat yang ditawarkan internet. Untuk memasak, saya ada aplikasi sendiri. Memantau kehamilan (uhuk... saya sedang hamil juga), ada aplikasinya. Mengatur keuangan pun ada. Juga aplikasi desain yang memang saya pakai dan pelajari untuk mengembangkan minat (saya tak berani menyebutnya bakat). Bahkan, kala senggang, saya punya aplikasi games belajar Bahasa asing.





Untuk tantangan pertama ini, saya ingin mereview aplikasi yang saya sering pakai harian, yaitu: E-RESOURCES PNRI!










Untuk mengaksesnya, AyBund bisa membuka http://e-resources.perpusnas.go.id/. Ikuti saja cara daftarnya ya! Mudah, kok. Dan sangat cepat. Mendaftar di sini juga berarti memiliki kartu anggota perpustakaan nasional. Saya bisa pinjam buku ke Perpustakaan di Jakarta.





Yang paling saya sukai adalah akses membuka buku digital seluruh dunia. Untuk buku di Indonesia, saya paka aplikasi Ipusnas yang lebih nyaman karena bukunya berbentuk ebook utuh. Kapan-kapan saya review lagi.





Nah... inilah mengapa saya membutuhkan aplikasi ini, yaitu akses ke perpustakaan digital dunia:





1. Alexander Street Press

2. Alexander Street Video

3. Balai Pustaka


4. Brill Online

5. Cambridge University Press

6. Cengage Learning

7. Ebrary

8. Ebsco Host

9. IGI Global 19. Science Direct (NEW)

10. [NELITI] Repositori Studi Kebijakan Indonesia11. Indonesia Heritage Digital Library

12. Digital Angkasa

13. Lexis Nexis

14. Myilibrary

15. Proquest

16. Sage Knowledge

17. Taylor & Francis

18. Carano Pustaka Universitas Andalas

20. Britannica Library (NEW)

21. IG Publishing

(IG Group mencakup koleksi American Library Association, American Society for Training & Development, Amsterdam University Press, Business Expert, Columbia University Press, Hawai, ISEAS, Liverpool University Press, Nias Press, Princeton University Press, RIBA Architecture, dan University Of California Press)

22. Westlaw (NEW)








Related Posts

9 komentar

  1. Dengan adanya yang seperti ini sebenarnya ga ada lagi alasan orang untuk tidak membaca ya mbak, semuanya tersedia, tinggal kitanya lagi mau atau tidak

    BalasHapus
  2. Wah asyiiikkk... dunia makin luas jadinya, bisa membaca banyak buku yang mungkin jg susah banget didapat bentuk fisiknya di Indonesia.
    Jd sebelumnya kudu punya kartu perpusnya ya, baru bisa akses gtukah mbak?
    Btw baru tau kalau IP ada level2nya hehe, aku mau ikutan msh maju mundur, entah nanti kalau ada pembukaan kelas lg :D TFS

    BalasHapus
  3. Wih bacaan mbak susi udah level internasional. Saya masih di ipunas saja dan belum banyak. Hihi. Keren ya ada aplikasi canggih begini, membuat kita bisa mengakses bacaan dari semua perpustakaan yg bergabung di sana.

    BalasHapus
  4. Wahh lengkap juga koleksi disana mba.. ini perpusnas itu yang dekat Monas ya ?? Saya coba daftar ya mba.. sapa tau butuh referensi nantinya

    BalasHapus
  5. Semoga komentar saya sebelumnya masuk mba.. soalnya kok setelah submit langsung tidak terjadi apa²

    BalasHapus
  6. Wah komplit, semua ada! Aasyiknya bisa membaca buku dari seluruh dunia.
    Ungkapan buku adalah jendela dunia, bisa jadi kenyataan ya, Mbak..hihihi

    BalasHapus
  7. Wah aku baru tahu nih. Coba ah pas pingin baca buku baru. Makasih mbak. Kadang pingin beli tapi belum sempat ke toko buku. Atau beli online hasil blurbnya nggak menggambarkan isi aslinya, tapi kalau bisa baca onlinenya dulu jadi bisa lihat isinya

    BalasHapus
  8. Masuk, Mas. Maaf, masih gagap dengan wordpress dan 3 hari traveling (blog ini dashbornya tak begitu kompatible jika dibuka di HP)

    BalasHapus

Posting Komentar